Jumat, 02 Mei 2014

Tugas 3, softskill, bahasa Indonesia 2, Menulis laporan ilmiah & Rancangan usulan penelitian

Tugas 3
Softskill, Bahasa Indonesia 2
Menulis laporan ilmiah & rancangan usulan penelitian

1.      Menulis Laporan Ilmiah

-          Jenis-jenis laporan
Untuk mengemukakan tentang macam laporan ilmiah, penjelasan Mukayat D. Brotowidjoyo sangatlah berarti. Mukayat melihat bahwa informasi yang disajikan dalam laporan itu dapat bermacam-macam. Kemungkinan isinya menyangkut pekerjaan yang sedang berlangsung atau yang sudah selesai atau menyangkut hasil uji atau analisis suatu varietas benda, sajian hasil penelitian atau penyidikan.
Menurutnya, sulit untuk melakukan klasifikasi mengingat bahwa berbagai laporan sangat variatif dan sifat-sifatnya tidak menentu. Walaupun demikian menurut Mukayat beberapa ahli condong untuk membagi macam-macam laporan tersebut.
a. Laporan Periodis
Laporan yang diserahkan setiap periode reguler dan dimaksudkan untuk menyediakan informasi tentang status organisasi atau aktivitasnya. Laporan bulanan, triwulan, atau catur wulan atau tahunan oleh Kepala Bagian, Kepala Sekolah atau Pimpinan Pesero kepada pemegang pesero adalah contoh-contoh laporan periodis.
b. Laporan Kemajuan
Laporan yang diserahkan guna menyediakan informasi tentang kemajuan suatu rencana usaha, seperti pembangunan bendungan dan proyek penelitian.
c. Laporan Hasil Uji
Laporan yang diserahkan guna menyediakan laporan tangan pertama tentang pengetahuan suatu benda (biasanya berupa kesimpulan), seperti kondisi suatu bangunan, pabrik, atau sumber alam.
d. Laporan Rekomendasi
Laporan yang diserahkan guna menyediakan keterangan dasar atau pujian terhadap sesuatu guna pertimbangan dalam tindakan berikutnya. Misalnya, laporan tentang letak daerah atau lokasi pabrik atau gedung bioskop, dan nasihat cara menaikkan efisiensinya.

e. Laporan Penelitian
Laporan yang diserahkan untuk memberi tahu tentang penemuan yang tidak diketahui sebelumnya dan diperoleh dari percobaan, penyelidikan, kuesioner, data akumulasi, dan sebagainya. Berbagai laboratorium lembaga penelitian, universitas, stasiun pertanian, stasiun meteorologi, kantor pemerintah, dan organisasi penelitian swasta secara tetap menerbitkan laporan-laporan itu.
Dengan melihat penggolongan laporan ilmiah tersebut, suatu prinsip yang dapat ditemui dalam setiap laporan ilmiah adalah kaidah-kaidah ilmiahnya, yang mungkin berbeda-beda menurut setiap bidang ilmu. Walaupun sangat beragam dan variatif, macam laporan ilmiah dapat dikategorikan menjadi hal-hal berikut.
a. Laporan kemajuan
Laporan yang disampaikan untuk melihat perkembangan kemajuan atau langkah yang telah ditempuh, untuk melihat kemungkinan munculnya kesulitan dan bagaimana rencana antisipasinya.
b. Laporan akhir
Laporan ini dapat didahului laporan kemajuan untuk melihat pencapaian yang diperoleh antara yang dicerminkan dalam usulan penelitian, laporan kemajuan, dan laporan akhir.
c. Laporan berkala
Laporan yang disusun untuk melihat suatu kinerja yang melibatkan karakter keilmiahan, dalam suatu periode waktu tertentu sehingga dapat diperoleh suatu gambaran dinamika dari periode yang satu dengan periode lainnya.
d. Laporan hasil uji
Laporan ini perlu juga menyertakan rekomendasi, setelah disampaikan informasi ilmiah tentang sesuatu, karena dimungkinkan akan menjadi dasar suatu kebijakan tertentu.






-          Ciri-ciri laporan

Mengenai macam laporan ilmiah berupa laporan penelitian, penulis berpendapat bahwa dalam setiap laporan yang disertakan karakter “ilmiah”, dapat diasumsikan melalui suatu penelitian, karena terikat dengan kaidah ilmiah. Karakter ilmiah dan proses penelitian yang dimaksud adalah karena aspek ketelitian, kecermatan, merupakan hal yang penting dalam setiap laporan ilmiah. Penelitian dapat dilakukan baik melalui studi kepustakaan maupun menyertakan data empiris.
Dari sudut pandang tujuannya, selera pembacanya, bentuk dan sifatnya, Mukayat berpendapat bahwa laporan itu berbeda dari prosa ilmiah lainnya dalam aspek-aspek berikut. Berikut adalah Ciri-Ciri Laporan Ilmiah.

a. Pembacanya seorang atau sekumpulan orang tertentu. Laporan dibuat atas permintaan atau perintah. Mungkin juga laporan itu diserahkan atas prakarsa penulis untuk mendapat kritik dari ahli-ahli terkemuka. Adakalanya laporan berbentuk buku dan ditujukan kepada pembaca umum. Jika ditujukan kepada umum biasanya laporan berbentuk pamflet atau selebaran.
b. Bentuk laporan yang disajikan atas permintaan atau perintah itu biasanya berupa laporan panjang yang terdiri atas: halaman judul, surat penyerahan, daftar isi, pendahuluan, uraian pokok, dan sering juga lampiran. Laporan pendek biasanya terdiri atas judul pokok dan nomor-nomor, dengan perlengkapan seperti biasa dalam surat-menyurat formal.
c. Laporan itu bersifat sangat objektif, maksudnya terutama untuk menyajikan fakta. Jika ditarik kesimpulan, kesimpulan itu berupa induksi berdasar atas bukti spesifik. Jika dibuat suatu pujian atau rekomendasi, pendapat pribadi atau prasangka harus dihindari jauh-jauh. Bila data laporan itu tak cukup atau bertentangan satu dengan lainnya, pembaca dipersilakan untuk menyadari bahwa konklusi dan rekomendasi yang disajikan bersifat tentatif.
d. Bahasa dan nadanya formal. Kata ganti orang harus dihindari. Titik berat dan tekanannya tidak berdasarkan pendapat penyaji data atau “Asal Bapak Senang” yaitu agar pembaca terpenuhi seleranya. Seperti dalam karya tulis ilmiah, dalam laporan harus tidak ada ungkapan pergaulan, bahasa kasar atau makian, atau susunan kata dan ungkapan yang ceroboh.
e. Judul, subjudul, dan sub-sub judul, disusun dan diatur dengan perencanaan yang mantik. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, mantik diartikan dengan (1) cara berpikir yang hanya mendasarkan pikiran belaka; (2) perkataan yang benar. Laporan yang disajikan dengan baik dapat digunakan sebagai acuan.

-          Syarat-syarat pembuatan laporan
a.       Mukayat Brotowidjojo mengemukakan juga persyaratan bagi pembuat laporan ilmiah itu yang menurutnya sama seperti bagi penulis karya tulis ilmiah lainnya, yaitu sebagai berikut.
b.      Memiliki pengetahuan tangan pertama tentang hal yang dilaporkan. Sering kali pengetahuan tangan pertama itu perlu dilengkapi dengan pengetahuan dan pengalaman orang lain.
c.       Memiliki sifat tekun dan teliti. Laporan yang baik tidak meninggalkan pertanyaan tak terjawab bagi pembacanya. Semua kesimpulan yang dapat ditarik dan pernyataan-pernyataan umum harus dibuat secara tepat. Bila ada hal-hal yang tak lengkap, ia harus menyebutkan kekurangan-kekurangan itu dan apa sebabnya. Semua fakta harus dicocokkan ulang. Satu kali saja pembaca laporan menemukan pernyataan salah, ia akan meragukan isi seluruh laporan. Pernyataan yang meragukan lebih baik dibuang saja, atau dijelaskan bahwa meragukan. Data yang meyakinkan tidak boleh dibuang.
d.       Bersifat objektif. Pernyataan yang dibuat harus menurut kenyataan; kesimpulan dan rekomendasi dibenarkan oleh kenyataan, walaupun konklusi dan rekomendasi itu berlawanan dengan yang diharapkan, bahkan dapat berakibat merugikan bagi dirinya sendiri. Pembuat laporan itu seperti sebuah ‘mesin pemikir’, yaitu bekerja tanpa nafsu dan prasangka yang dapat mengelirukan pengertiannya atau pernyataannya tentang fakta.
e.       Kemampuan untuk menganalisis dan menyamaratakan. Laporan itu adalah sebuah analisis. Pembuat laporan membagi-bagi subjek, memperlihatkan bagian-bagian yang berbeda, dan menunjukkan kaitannya satu dengan yang lain. Berdasarkan uraian itulah dengan cara induktif ia sampai kepada kesimpulan. Pelapor tidak boleh membuat kesamarataan berdasarkan beberapa data saja, atau membuang data yang ia anggap tidak mendukung konklusi yang diharapkannya, padahal data itu tidak meragukan.
f.        Kemampuan mengatur fakta secara sistematis. Penyajian laporan itu tidak harus diatur sistematis, mantik, supaya pembacanya tidak meragukan tentang suatu perencanaan dan penalarannya.
Pengertian akan kebutuhan pembaca. Laporan itu disajikan untuk dibaca oleh seseorang atau beberapa orang (tim) yang spesifik. Apa yang dilaporkan, apa yang dibuang, istilah apa yang akan dipakai, apa yang dapat dianggap sebagai sudah semestinya, apa yang memerlukan lukisan dan penjelasan serta bagaimana menyusunnya, semuanya itu tergantung pembacanya.
g.      Hal yang perlu dicatat menurut Mukayat sebagai prinsip utama yang harus dipegang teguh oleh penulis laporan ialah bekerja secara konstan untuk menghemat tenaga dan mental pembacanya
                             
2.      Rancangan usulan penelitian

-          Manfaat rancangan usulan penelitian

1)    Sebagai kerangka operasional penelitian (blue print)
2)    Menegaskan kedalaman (intensitas) dan keleluasaan (ekstensitas) penelitian.
3)    Memperkirakan penelitian yang akn dihadapi dan rancangan alteratif penyelesaiaanya.
4)    Mengetahui kelemahan hasil penelitian.

-          Bentuk dan isi usulan penelitian

Bentuk :
Rancangan usulan penelitian untuk disertasi sekurang-kurangnya memuat unsur-unsur pokok sebagai berikut :
1.      Bagian Awal
a.       Judul penelitian yang direncanakan akan dilakukan.
b.       Identitas penyusun rancangan.
c.        Tanggal pengajuan rancangan ke Program Pascasarjana.

2.      Bagian Utama
Bagian utama meliputi :
a.       Rasional dari judul yang dipilih.
b.       Perumusan masalah, telaah pustaka dan penelitian terdahulu.
c.        Tujuan dan kegunaan penelitian.
d.       Kerangka pemikiran teoritis.
e.        Rancangan hipotesis, jika dipakai.
f.        Metode penelitian. 
g.        Hasil yang diharapkan dan masalah yang diantisipasi
h.       Jadwal penelitian 

      3.   Bagian Akhir  
a. Daftar pustaka sementara 
b. Daftar riwayat hidup penyusun rancangan.


ISI :

A.
    Bagian Awal
1.      Judul
Judul rancangan usulan penelitian diketik dengan huruf kapital. Judul hendaklah cukup ekspresif menunjukkan dengan tepat masalah yang hendak diteliti. Di bawah judul ditulis kalimat :
"Rancangan Usulan Penelitian Untuk Disertasi"
2.      Identitas Penulis
Nama : hanya huruf-huruf pertama yang diketik dengan huruf Kapital.
3.      Tanggal Pengajuan, ditulis :
Diajukan kepada Program Pascasarjana
Universitas Gunadarma 2013
pada tanggal
B.   Bagian Utama
1.      Perumusan Masalah
Dalam rancangan usulan penelitian untuk disertasi, unsur pokok perumusan masalah ini mempunyai peranan lebih penting dari unsur-unsur pokok lain.
- Tujuan dan Kegunaan Penelitian 
           Dalam fasal tujuan dan kegunaan penelitian ini disebutkan secara spesifik tujuan-tujuan apa yang dirancangkan akan dicapai dalam penelitian itu dan kegunaan apa yang akan diperoleh dari penelitian yang dirancangkan.
Metode Penelitian 
Pasal metode penelitian memuat hal-hal sebagai berikut:
a.       Pendekatan dan bentuk/cara yang dipakai untuk meneliti.
b.  Penjelasan tentang populasi serta rancangan teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian.
c.    Metode pengumpulan data dan alat pengambil data yang akan digunakan.

-          Contoh

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Penelitian
Sumber daya manusia adalah kekuatan, tenaga dan potensi yang berasal dari manusia. Dalam pengertian praktis sehari-hari, Sumber daya manusia  lebih dimengerti sebagai bagian integral dari system yang membentuk suatu organisasi.  Sumber daya manusia ini diatur dalam suatu bidang manajemen yaitu manajemen sumber daya manusia yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi perusahaan.
Salah satu fungsi  dari manajemen sumber daya manusia adalah kedisiplinan. Kedisiplinan merupakan fungsi terpenting dalam manajemen sumber daya manusia  karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi pula prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin kerja yang baik, sulit bagi organisasi perusahaan mencapai hasil yang optimal.
Sistem absensi merupakan salah satu bentuk pengawasan kedisiplinan yang sudah sejak lama diterapkan oleh organisasi perusahaan. Sistem absensi yang diterapkan oleh organisasi perusahaan berbeda-beda, ada yang menggunakan absen manual, seperti absen kehadiran, absen panggil sampai absen dengan memasukan kertas ke dalam mesin absen. Namun sistem absensi manual memilki beberapa kelemahan diantaranya absensi mudah dititipkan dan dimanipulasi sehingga menimbulkan pelanggaran terhadap disiplin kerja pegawai. Selain itu memerlukan biaya tambahan untuk pembelian kartu absensi dan menambah pekerjaan administrasi.
Kemajuan tekhnologi telah banyak memberikan kontribusi dan dampak positif bagi organisasi perusahaan dalam rangka mengantisipasi dan memininimalisir terjadinya pelanggaran kedisiplinan karyawan. Hal ini diwujudkan melalui penggunaan sistem absensi biometrik yang mengidentifikasi atau mengenali seseorang berdasarkan karakteristik fisik atau perilaku yang khas dan hanya dimiliki oleh dirinya sendiri seperti sidik jari, struktur wajah, iris dan retina mata.
Absensi biometrik yang banyak digunakan pada organisasi perusahaan  adalah absensi biometrik sidik jari (finger print), karena penggunaannya yang praktis, sulit dimanipulasi dan biaya instalasi perangkatnya relatif lebih murah dibandingkan dengan absensi biometrik yang lain.
CV Dandy Handicraft adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang produksi dan penjualan barang kerajinan tangan yang terbuat dari anyam pandan, mendong, pelepah pisang, rara pandan dan eceng tenun. Bahan-bahan tersebut diolah diantaranya menjadi box koran, dompet, rak sepatu, tas kosmetik, kursi, rak buku dan barang kerajinan lainnya. Barang-barang hasil produksi kemudian di ekspor ke daerah Eropa, Amerika, dan Asia.
CV Dandy Handicraft merupakan salah satu perusahaan yang menerapkan aplikasi sistem absensi sidik jari (finger print) sejak bulan Agustus tahun 2013 dengan harapan dapat meningkatkan disiplin kerja karyawannya. Berbagai alasan menjadikan sebab diberlakukannya sistem absensi sidik jari pada CV Dandy Handicraft ini, diantaranya untuk meminimalisir karyawan yang datang tidak tepat waktu, dan pulang bekerja sebelum waktu yang ditentukan perusahaan. Selain itu karena sebelumnya CV Dandy Handicraft menggunakan sistem absensi dengan menggunakan mesin absensi kartu manual maka diharapkan sistem absensi finger print ini dapat mengatasi masalah pelanggaran kedisiplinan oleh karyawan yang tidak bekerja dengan cara menitipkan absen pada rekan kerjanya.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Sistem Absensi Sidik Jari Terhadap Disiplin Kerja Karyawan Pada CV Dandy Handicraft”.

B.       Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka penulis dapat mengklasifikasikan masalahnya yaitu sebagai berikut :
1.    Bagaimana sistem absensi sidik jari yang diterapkan pada CV Dandy Handicraft?
2.    Bagaimana disiplin kerja karyawan pada CV Dandy Handicraft?
3.    Bagaimana pengaruh penerapan sistem absensi sidik jari terhadap disiplin kerja karyawan CV Dandy Handicraft?



C.      Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui sistem absensi sidik jari yang diterapkan pada CV Dandy Handicraft
2.    Untuk mengetahui disiplin kerja karyawan pada CV Dandy Handicraft
3.    Untuk mengetahui pengaruh penerapan sistem absensi sidik jari terhadap disiplin kerja karyawan pada CV Dandy Handicraft.

D.      Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi:
1.    Bagi Penulis
Penelitian ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan dalam bidang manajemen sumber daya manusia khususnya mengenai penerapan sistem absensi sidik jari serta pengaruhnya terhadap disiplin kerja karyawan perusahaan.
2.    CV Dandy Handicraft
Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang berguna dalam upaya peningkatan disiplin kerja karyawan.
3.    STIE Latifah Mubarokiyah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi diperpustakaan STIE Latifah Mubarokiyah juga dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian-penelitian berikutnya yang mengkaji permasalahan yang sama.
4.    Bagi Pihak lain.
Sebagai referensi atau masukan bagi peneliti lain yang mempunyai permasalahan yang serupa serta dapat dijadikan bahan penelitian lebih lanjut.
E.       Kerangka Pemikiran
Hasibuan (2005: 193-194) mengemukakan bahwa:
“Kedisiplinan merupakan fungsi operatif MSDM yang terpenting karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanda disiplin karyawan baik, sulit bagi organisasi perusahaan mencapai hasil yang optimal.”
 Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Oleh karena itu, setiap manajer selalu berusaha agar para bawahannya mempunyai disiplin yang baik. Seorang manajer dikatakan efekif dalam kepemimpinannya, jika para bawahannya berdisiplin baik. Untuk memelihara dan meningkatkan kedisiplinan yang baik adalah hal yang sulit, karena banyak faktor yang mempengaruhinya.
Pengukuran disiplin kerja dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa indikator sebgaiamana yang dinyatakan oleh Guntur (1996;34-35) yaitu sebagai berikut:
1.    “Disiplin terhadap waktu
2.    Disiplin terhadap target
3.    Disiplin terhadap kualitas
4.    Disiplin terhadap prioritas kerja
5.    Disiplin terhadap prosedur”.
Kedisiplinan merupakan faktor penting dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu parameter yang digunakan dalam pengukuran kedisplinan kerja karyawan yaitu kemampuan karyawan untuk masuk dan pulang kerja dengan tepat waktu. Sehingga sistem absensi mempunyai peranan yang sangat penting sebagai sarana pendukung dalam upaya menciptakan dan meningkatkan disiplin kerja karyawan. Informasi yang akurat dan terperinci mengenai kehadiran seorang karyawan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan prestasi kerja seseorang, gaji/upah, produktivitas, atau kemajuan perusahaan secara umum.
Salah satu upaya dalam rangka meningkatkan disiplin kerja karyawan yaitu melalui penggunaan mesin absensi biometrik. Mesin absensi biometrik adalah mesin absensi yang menggunakan sistem biometrik untuk mengautentifikasi karyawan saat proses mengabsen. Biometrik adalah teknologi khusus yang biasa digunakan pada medis untuk mengidentifikasi manusia dengan melihat atau mendeteksi karakteristik tertentu yang ada pada diri manusia itu ,nbsendiri. Adapun,  karakteristik yang diidentifikasi menggunakan sistem biometrik ini bisa saja berupa sidik jari, bentuk dan karakteristik wajah, mata, dan suara manusia.
Salah satu sistem absensi biometrik yang banyak digunakan di berbagai organisasi perusahaan adalah absensi biometrik sidik jari. Mesin absensi fingerprint/sidik jari adalah salah satu mesin absensi  jenis biometrik yang menggunakan metode pendeteksian melalui sidik jari karyawan untuk mendata daftar kehadiran karyawan. Absen sidik jari adalah suatu metode baru yang saat ini telah berkembang menggunakan mesin dengan bantuan software untuk mengisi data kehadiran suatu komunitas, kelompok maupun instansi yang menggunakannya.
Beberapa alasan yang mendasari banyaknya penggunaan sistem absensi biometrik sidik jari dengan sistem biometrik lainnya diantaranya harganya relatif lebih murah dibandingkan dengan sistem biometrik lainnya, selain itu sidik jari tangan juga memiliki karakteristik yang khas, yaitu sebagai berikut:
1.    Parennial nature, yaitu guratan-guratan pada sidik jari melekat pada kulit manusia seumur hidup.
2.    Immutabilty, yaitu sidik jari seseorang tidak pernah berubah, kecuali mendapatkan kecelakaan yang serius.
3.    Individually, pola sidik jari adalah unik dan berbeda untuk setiap orang.
Dengan penggunaan sistem absensi biometrik sidik jari ini, diharapkan bisa meningkatkan disiplin kerja karyawan sehingga dapat membantu organisasi perusahaan mencapai tujuan nya secara efektif dan efisien.
Terdapat beberapa indikator untuk melihat disiplin kerja pegawai yaitu sebagai berikut:
1.    “Kehadiran (Tingkat absensi) yaitu kehadiran setiap hari jam kerja
2.    Tepat waktu yaitu ketepatan karyawan pada saat masuk jam kerja, pada saat memulai pekerjaan dan pada saat pulang jam kerja.
3.    Menaati peraturan/prosedur yaitu menaati dan mematuhi peraturan dan prosedur kerja yang berlaku”. (Malayu SP. Hasibuan, 2001)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan sistem absensi sidik jari dapat mempengaruhi terhadap disiplin kerja karyawan.
Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Doni Purnama Alam Syah, S Kenyang (2007) yang berjudul: “Sistem Biometriks Absensi Karyawan Dalam Menunjang Efektifitas Kinerja Perusahaan”, menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan sistem absensi biometriks terhadap disiplin kerja karyawan.


F.       Hipotesis Penelitian
Suharni Arikunto (2006;47), mengemukakan bahwa:
“Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbuktinya melalui data yang terkumpul. Oleh karena itu rumusan penelitian biasanya disusun dalam bentuk pertanyaan.”

Pada penelitian ini penulis dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut: Diduga penerapan sistem absensi sidik jari mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap disiplin kerja karyawan CV Dandy Handicraft. Secara statistik, hipotesis tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
H0 : Penerapan sistem absensi sidik jari tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap disiplin kerja karyawan pada CV Dandy Handicraft
Ha : Penerapan sistem absensi sidik jari mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap disiplin kerja karyawan CV Dandy Handicraft.

G.      Metodologi Penelitian
1.      Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif.
“Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki”. (Mohamad Nazir, 2003;54)

Jenis penelitiannya adalah studi kasus karena hasil dari penelitian ini tidak bisa digeneralisasikan, sehingga hanya bisa untuk lokasi yang mempunyai karakteristik yang sama.
2.      Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari subjek dan objek penelitian. Data primer diperoleh dari hasil sebgai berikut :

a.    Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan secara langsung terhadap subjek/objek dan fenomena yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan langsung di kantor CV Dandy Handicraft.
b.    Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab dengan pihak yang berwenang di CV Dandy Handicraft Rajapolah
c.    Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan tertulis kepada responden mengenai penerapan sistem absensi biometrik sidik jari dan disiplin kerja karyawan.
       Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh pihak lain. Data sekunder diperoleh dari:
a.    Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data dan informasi yang diperoleh dari catatan intern instansi/organisasi dengan cara mengumpulkan, membaca, mempelajari dan menganalisis data yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data dari daftar absensi karyawan, catatan dan dari notulen rapat yang berhubungan dengan penelitian.
b.    Studi kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara membaca dan mempelajari literatur-literatur, catatan kuliah dan sumber-sumber lain yang relevan dengan masalah yang diteliti.




DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, Melayu, S, P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Revisi). Jakarta: PT Toko Gunung Agung.
Purnama Alamsyah, Doni. 2007. Sistem Biometriks Absensi Karyawan Dalam Menunjang Efektifitas Kinerja Perusahaan. Yogyakarta







 Sumber refrensi :